Review AnyCast HDMI Dongle
Sebagai pengguna televisi LCD yang tidak smart (bukan smart TV maksudnya), pastinya saya ingin memiliki TV yang bisa menampilkan konten yang ada di HP smartphone Android.
Namun, apa boleh buat TV LCD biasa tidak memiliki fitur yang memungkinkan saya untuk screen mirroring atau menampilkan tampilan layar dari gadget lain ke televisi melalui Wifi atau media nirkabel lainnya.
Sampai suatu hari, saya menemukan sebuah artikel yang membahas tentang AnyCast HDMI Dongle, sebuah wireless display receiver, yang memungkinkan untuk melakukan screen mirroring ke LCD TV yang memiliki socket HDMI.
Penasaran, saya langsung cari produk sejenis di e-commerce langganan dan akhirnya ketemu. Harganya sekitar Rp100 ribuan, tapi saya dapat yang harganya di bawah rata-rata. Harga belum termasuk ongkos kirim, ya.
Sesampainya barang ke rumah. Langsung coba dong ke LCD TV mertua. Maklum saja, belum punya televisi sendiri karena jarang nonton juga. Lebih suka nonton YouTube dari HP atau laptop.
Oke, percobaan dimulai. Bongkar kotak kemasannya. Disana terdapat 1 unit HDMI Dongle dan 1 kabel Wifi yang digabung dengan kabel USB.
Kabel bawaan |
Oh iya, TV yang saya gunakan pada review ini adalah Panasonic Viera. Selain itu, saya juga sudah mencobanya ke LG 32LD330. Di keduanya berjalan dengan mulus.
Cara menggunakannya cukup mudah. Pasang kabel Wifi ke HDMI Dongle. Kemudian, pasang HDMI Dongle ke slot HDMI TV. Selanjutnya, sambungkan kabel Wifi slot USB di TV sebagai sumber power.
Colok HDMI |
Colok USB TV |
Jika pemasangan benar maka AnyCast HDMI Dongle akan menyala secara otomatis. Ditandai dengan lapu berwarna biru yang menyala.
Ganti input TV ke HDMI. Nanti akan muncul tampilan mode DNLA/Airplay/Airmirror atau Miracast. Mode ini bisa diganti-ganti dengan menekan satu-satunya tombol di dongle. Saya sendiri menggunakan yang Miracast.
Miracast |
DNLA/Airplay/Airmirror |
Setelah TV menayangkan tampilan Miracast dengan teks "Waiting for connection", saatnya untuk melakukan mirroring dari HP. Kalau di ASUS ZenFone Max Pro M2, aplikasinya bisa diakses melalui fitur notifikasi, namaya Cast. Atau, di ponsel ASUS lain namanya PlayTo. Kalau iOS namanya AirPlay.
Pastikan kalau smartphone yang kamu gunakan sudah mengaktifkan Wifi, dan tidak mengaktifkan hotspot. Sebab, kalau HP sedang menjadi hotspot maka proses pendeteksian perangkatnya akan terganggu.
Dari HP |
Jika kamu tidak menemukan aplikasi screen mirroring di HP, harusnya sih ada, tapi mungkin tidak ketemu saja. Silakan cari aplikasi dengan kata kunci "Miracast" di Google Play Store. Yang sudah saya coba bisa kamu lihat disini. Kemudian, download. Setelah terpasang, buka dan sambungkan (Connect).
Jangan lupa, aktifkan pilihan tampilkan perangkat wireless agar HDMI Dongle terbaca oleh sistem. Nah, di tempat saya, namanya adalah AnyCast-8a371d. Pilih itu dan tunggu proses pairing hingga selesai.
Pilihan device |
Nah, proses pairing ini agak membutuhkan kesabaran. Mungkin karena barang murah, jadi kualitasnya ya seperti ini. Beberapa kali terjadi kegagalan, apalagi kalau ganti sumber input, seperti dari HP saya diubah ke HP punya mertua. Nah, itu prosesnya lama lagi, bahkan bisa berkali-kali gagal.
Setelah proses pairing selesai. TV langsung menayangkan tampilan yang ada di HP saya. Wah, keren. Namun, kadang terjadi gangguan sinyal yang membuat tampilan dan suara di TV jadi berantakan. Balik lagi, mungkin karena ini adalah produk murah, jadi kualitasnya kaleng-kaleng.
Kalau mau versi mahal, silakan pilih Google Chromecast. Lebih banyak fiturnya juga. Tapi, pastinya punya harga yang jauh lebih mahal.
Sejauh ini, saya hanya mencoba untuk screen mirroring menggunakan HDMI Dongle ke TV melalui smartphone. Saya belum menjajal mirroring dari laptop atau tablet. Mengingat, kedua perangkat tersebut memiliki layar yang saya anggap cukup memuaskan untuk nonton. Jadi, yah belum ada rencana juga sih.
Setelah Tiga Bulan Penggunaan
Awal menggunakannya sih aman-aman saja. Agak sulit memamg untuk menyambungkannya, tetapi masih bisa.
Namun, setelah tiga bulan digunakan, dengan intensitas yang jarang banget, tingkat kesulitan untuk pairing-nya itu susah banget. Bahkan selama lebih kurang setengah jam mencoba, device-nya tidak terdeteksi di Hp saya dan beberapa smartphone lainnya.
Parah!
***
Demikianlah review saya mengenai AnyCast HDMI Dongle. Secara keseluruhan, saya cukup puas dengan perangkat ini. Mengingat harganya yang cukup murah juga sih sehingga saya tidak bisa komplain banyak.
Kelebihan AnyCast HDMI Dongle adalah mudah digunakan dan harganya yang sangat terjangkau. Sedangkan, kekurangannya ada di proses pairing yang agak lama dan sambungannya kurang stabil.
Untuk kasus saya, setelah pairing, gambarnya di layar TV tidak penuh sehingga terlihat seperti ada bingkai hitam di sekelilingnya (padahal rasio layar HP sudah sama dengan TV, dan sebelum pairing layarnya penuh).
Jika ada pertanyaan mengenai AnyCast HDMI Dongle atau sekadar ingin berbagi pengalaman dalam menggunakan alat ini, silakan kirimkan saja melalui kolom komentar, ya!
Anycast yg saya pakai kok cepat panas ya padahal baru sebenar dipakainya. Apa ada cara supaya tak cepat panas saat digunakan yaa?
BalasHapusemang kayak gitu, gak ada yang bisa dilakukan.
Hapuspake kipas gan.buka cassingnya dan kipasin.
HapusKenapa dogel perangkat saya baru sebentar hubungan terputus
BalasHapusiya, masalahnya memang gitu. perangkat ini agak ringkih, jadi mudah rusak (mungkin) karena kepanasan.
Hapuskalau anycast ini koneknya pakai WIFI hp?
BalasHapusjadi hp kita gak bisa connect wifi ke modem dong ya untuk internetan?
Sepertinya begitu, mau beli masih mikir2 lagi hrs punya data internet. Krna wifi hp akan terkoneksi ke anycast sehingga diperlukan paket data internet. Pdahal dirumah udah psng indi*h*m*
HapusPunya saya hdmi nya tidak bisa di ubah mode padahal sudah di tekan tombol di hdminya
BalasHapusKenapa di hubungkan ke proyektor gambar nya jadi gelep terus patah2 gambarnya
BalasHapusKeteranganya bagus, transparan, objektif, tidak memihak dan apa adanya....saya suka 👍
BalasHapusPertama kali beli mungkin ori tapi setelah di pinjam dan di kembalikan dengan harga yang lebih murah, dengan kata lain yang penting kan sudah saya kembalikan....maka kualitas tidak seperti yang dulu.jadi yang ori lebih mahal kualitas oke,yang murah kurang oke,ada panas #susah koneksi..... ya introspeksi.
BalasHapus