Kolaborasi WIR Group dan Sun Eater akan Hadirkan Inovasi Musik Tanpa Batas di Metaverse
Digitalisasi tumbuh pesat di berbagai industri, termasuk musik Indonesia. Mulai dari perusahaan rekaman, artis dan musisi hingga pencipta lagu harus mampu beradaptasi dengan tren digital agar tidak terlibas zaman.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia juga ikut mempercepat adopsi teknologi dalam industri musik. Hampir seluruh penjualan musik kini terjadi pada platform streaming dan hanya menyisakan sedikit "kue" penjualan di pasar fisik. Ditambah lagi, sebagian artis dan musisi juga semakin terbiasa menggelar konser maupun pertunjukan secara online karena adanya pembatasan kontak fisik.
Sebagai terobosan dalam pemasaran dan distribusi hasil karya anak bangsa, label rekaman Sun Eater berkolaborasi dengan WIR Group yang merupakan perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), untuk membuat lompatan digital dengan hadir di platform metaverse.
Sejak 2009, WIR Group telah menyelesaikan ribuan proyek dan melayani lebih dari 20 negara, termasuk diantaranya Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Nigeria, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan banyak lainnya.
WIR Group juga mendapatkan banyak pengakuan internasional, seperti Excellent Communications Design Apps dalam German Design Award 2020, AR Best Campaign pada Augmented World Expo's 7th Annual Auggie Awards 2015 dan 2016 di Silicon Valley, Innovation 40 dari The New Economy London di London Stock Exchange, dan Metaverse Tech Companies to Watch in 2022 versi Forbes.
Sun Eater merupakan perusahaan musik yang dibentuk tahun 2019, dengan bisnis yang melingkupi, record label, manajemen artis, produksi konten dan creative hub.
Lebih dari itu, perusahaan yang menaungi delapan musisi: yaitu Hindia, .Feast, Aldrian Risjad, Agatha Pricilla, Mantra Vutura, Rayhan Noor, Lomba Sihir, dan grup musik virtual bernama G/A/T/E; ini memperlakukan setiap artis dan segala produk yang dikeluarkan artis maupun Sun Eater sebagai sebuah IP (intellectual property) yang dalam pengembangannya diaplikasikan lintas media melalui bisnis 360.
Strategi tersebut memungkinkan para musisi untuk dapat berkembang melebihi karya mereka sendiri, terhubung dengan para penggemar dan mendapatkan tempatnya sendiri di hati masyarakat.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dari kolaborasi digital ini pun telah ditandatangani oleh Kukuh Rizal, CEO Sun Eater, dan Gupta Sitorus, Chief Marketing Office WIR Group, di Stuja Coffee Jakarta pada Jumat (22/4).
"Bagi kami, sebagai perusahaan label rekaman dan perusahaan musik, inovasi serta pengembangan kreativitas sangat diperlukan untuk menentukan perkembangan musisi yang dinaunginya. Bergabungnya kami di platform metaverse merupakan suatu terobosan sekaligus lompatan digital untuk menjadikan Sun Eater sebagai perusahaan label rekaman yang terdepan dalam kompetisi industri musik di Indonesia untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi penikmat musik di Tanah Air," ungkap Kukuh Rizal.
Rizal menambahkan bahwa melalui platform metaverse, Sun Eater ingin membawa pembaruan dan angin segar bagi industri musik dan rekaman, yang memungkinkan dirinya melakukan berbagai inovasi dan kreativitas di bidang pemasaran hingga distribusi karya musik maupun proses rekaman. Sehingga, dapat mendukung pengembangan industri musik itu sendiri. Misinya, industri musik Indonesia tidak hanya bisa dinikmati oleh pendengar di Tanah Air, namun juga dunia.
Chief Marketing Officer WIR Group, Gupta Sitorus, mengungkap bahwa industri musik di Indonesia sangat siap untuk mengadopsi teknologi metaverse, karena platform ini dipercaya dapat meningkatkan kapabilitas dan daya saing creator dalam pengembangan industri ini. Selain itu, pengunaan media sosial, konser online, dan animasi sudah umum digunakan dalam pemasarannya.
"Kolaborasi ini merupakan satu bagian dari rangkaian kerja sama yang telah dijalin WIR Group dengan beberapa industri kreatif untuk membangun dan memperkaya platform metaverse yang tengah dikembangkan. Kerja sama dengan Sun Eater menghadirkan tantangan tersendiri bagi WIR Group agar dapat selalu terdepan untuk memberikan kontribusi positif dalam pengembangan perekonomi digital di Indonesia melalui sektor industri kreatif," papar Gupta Sitorus.
Gupta lebih jauh menegaskan, kolaborasi ini merupakan wujud antusiasme generasi muda dalam mengeksplorasi dan menyambut metaverse. Dirinya meyakini metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru dalam bentuk ekosistem digital. Platform metaverse yang dibangun ini merupakan kontribusi WIR Droup yang telah berkarya di bidang AR (Augmented Reality), VR (Visual Reality) dan AI (Artificial Intelligence) sejak tahun 2009. Harapnya, Sun Eater dapat membawa industri rekaman dan musisi Indonesia pada suatu era baru bagi industri kreatif di Tanah Air melalui teknologi metaverse yang tengah dikembangkan.
Dengan masuk ke dunia metaverse, Gupta menerangkan bahwa industri musik Indonesia dapat meningkatkan daya saing secara global, baik bagi perusahaan label maupun para musisi yang dinaunginya, serta menjangkau pemasaran hingga distribusi yang lebih luas melalui inovasi dan pengembangan kreativitas tanpa batas.
Posting Komentar untuk "Kolaborasi WIR Group dan Sun Eater akan Hadirkan Inovasi Musik Tanpa Batas di Metaverse"