Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hands-On Kamera Mirrorless "Sony A7 V"


Sony A7 V bukan sekadar kamera baru—ia adalah ajakan untuk merasakan kembali sensasi memotret dengan penuh percaya diri. Saya menyadari itu ketika mengikuti acara bertajuk Sony A7 V Exclusive Touch & Try, sebuah sesi singkat yang membuat saya pulang dengan satu pikiran, “keren banget ini kamera”.

Permulaan yang Meyakinkan


Di area pertama, saya bergabung dalam skenario pre-wedding. Area ini terang, elegan, dan penuh ornamen cantik seperti bunga, lampu-lampu lembut berbentuk lilin, serta pasangan model yang tampil memukau. Begitu mengangkat A7 V, yang langsung terasa adalah respons kamera yang cepat dan mantap—seolah meminta saya untuk segera memotret tanpa berpikir panjang.

Sensor Exmor RS CMOS 33 MP generasi baru memberi kejernihan yang terasa berbeda. Detail bunga, tekstur gaun, hingga pantulan cahaya dari dekorasi, semuanya ditangkap dengan rapi dan natural. Dynamic range 16 stop membuat highlight dan shadow tampil sangat halus, dan fitur AI Auto White Balance bekerja luar biasa dalam menjaga warna tetap stabil meski pencahayaan berubah dari warm ke neutral. Untuk sesi secepat ini, punya kamera yang “mengerti situasi” adalah penyelamat besar.

Namun pengalaman yang paling berkesan justru hadir di area kedua.

Arena Tinju yang Menantang


Skenario olahraga tinju hadir dengan tantangan yang kontras, antara gelap, penuh warna ambience, dan gerakan super cepat. Jujur saja, saya sempat bertanya-tanya apakah saya bisa mendapatkan gambar yang layak dalam situasi sesulit ini dengan waktu sependek itu.

Pada area ini, saya ingin menangkap foto yang tidak beku. Maksudnya, ada efek motion blur yang tercipt saat petinju memukul target sehingga menampilkan kesan yang lebih hidup dan bergerak.

Tapi A7 V langsung menjawab ragu saya.

Fitur Real-time Recognition AF berbasis AI benar-benar bekerja seketika. Fokus mengikuti atlet tinju yang bergerak cepat tanpa jeda, bahkan ketika petinju berada di posisi melawan cahaya atau berada di area yang lebih gelap. Tracking-nya solid dan stabil—bahkan tampak terlalu mudah untuk situasi sesulit itu.

Kecepatan hingga 30 fps blackout-free membuat saya bisa mengabadikan pukulan cepat dan momen dramatis tanpa takut kehilangan momentum. Dan meski ambiance ruangan gelap dengan warna-warni lampu yang kuat, kamera tetap menjaga akurasi warna dengan sangat baik.

Hasilnya? Dalam beberapa menit saja, saya sudah mendapatkan frame yang diinginkan.

Kesan yang Melekat


Karena banyak peserta juga ingin mencoba, waktu hands-on saya memang tidak panjang. Sayangnya saya belum sempat menjajal kemampuan videonya—padahal A7 V menawarkan 4K 60p oversampled dari 7K serta 4K 120p APS-C, fitur yang sangat menggoda untuk kreator hybrid. Tapi dari sisi fotografi, impresinya jelas di mana kamera ini cepat, cerdas, dan siap menghadapi berbagai skenario.

Pegangan bodinya nyaman, monitor 4-axis multi-angle fleksibel, dan respons sistemnya terasa lancar tanpa hambatan. Bahkan dalam waktu singkat, saya bisa membayangkan bagaimana A7 V ini bisa menjadi kamera serba guna andalan para fotografer profesional maupun kreator konten.

Penutup


Hands-on singkat ini memang belum cukup untuk membongkar semua kemampuan Sony A7 V, tetapi cukup untuk membuat saya menantikan versi finalnya ketika resmi hadir di pasaran. Bagi saya, A7 V bukan hanya pembaruan generasi—ia adalah lompatan besar terutama dalam kecerdasan autofocus dan kenyamanan penggunaan di kondisi apa pun.

Oh, saat hands-on ini, saya memotret dengan format .JPEG, karena staff yang jaga bilang kalau file RAW-nya belum bisa dibaca. Mungkin masih belum resmi hadir, makanya fitur ini masih sangat dijaga kerahasiannya.

Sony A7 V akan tersedia di Indonesia pada akhir Desember 2025 dengan harga Rp43.499.000 (body only).

Posting Komentar untuk "Hands-On Kamera Mirrorless "Sony A7 V""