Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Protokol Kesehatan New Normal di Masjid untuk Mencegah Penyebaran Virus COVID-19

Protokol kesehatan new normal ketika salat di masjid

New normal atau kebiasaan baru sudah mulai digalakkan oleh berbagai pihak dalam rangka memulihkan aktivitas masyarakat setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berbagai pihak juga telah membuat aturan baru untuk menghadapi new normal, mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, hotel, lokasi wisata, alat transportasi umum, rumah sakit, dan lainnya. Khusus tempat ibadah, dalam pembahasan ini adalah masjid.

Masjid adalah tempat ibadah bagi pengikut agama Islam. Disini, berbagai aktivitas keagamaan dan sosial diselenggarakan, mulai dari salat wajib berjamaah, salat Jumat, majelis taklim, pengajian Alquran, bayar zakat, sedekah, konsultasi keagamaan dan lainnya.

Dalam rangka memasuki masa new normal, ada beberapa protokol kesehatan yang dianjurkan bagi jamaah dan dijalankan oleh pengurus masjid dalam rangka menghentikan penularan virus COVID-19.

Adapun protokol kesehatan yang saya ketahui, berdasarkan pengumuman dan spanduk dari beberapa masjid di daerah tempat tinggal, adalah sebagai berikut di bawah ini.

Ayo kita bahas protokol kesehatan new normal di masjid satu per satu.

Selalu Gunakan Masker Wajah


Tidak hanya ketika beribadah atau salat di masjid, menggunakan masker untuk mencegah penularan sangat dianjurkan dalam berbagai aktivitas dan protokol kesehatan di berbagai tempat selain masjid.

Dengan selalu mengenakan masker, kita bisa menghindarkan diri sendiri dari tertular orang lain dan memberikan perasaan aman kepada orang di sekitar jika berdekatan dengan kita.

Berwudhu dari Rumah Lebih Diutamakan


Ini juga sangat dianjurkan bagi jamaah. Berwudhu dari rumah akan menghindarkan kita dari membuka masker ketika sudah berada di masjid. Selain itu, terlepas dari anjuran new normal, berwudhu dari rumah juga sangat dianjurkan oleh agama.

Membawa Alas Salat Sendiri


Kita tidak pernah tahu, siapa saja yang telah menggunakan tempat salat yang kita gunakan di masjid. Bisa jadi, orang sebelum kita adalah pembawa virus COVID-19 atau memiliki penyakit menular lainnya sehingga kalau menggunakan alas yang sama, ada kemungkinan kita akan tertular. Jadi, sangat disarankan untuk membawa alas salat atau sajadah sendiri.

Cek Suhu Tubuh Sebelum Masuk Masjid


Prosedur ini juga dilakukan di berbagai tempat, mulai dari masuk kantor, tempat kerja, hotel, pasar swalayan, mal, pangkas rambut, dan lainnya.

Batas suhu tubuh yang aman bagi orang dewasa antara 36,5 sampai 37,5 derajat Celcius. Di atas itu masuk dalam kategori suhu tinggi atau demam (salah satu tanda positif COVID-19).

Sebaiknya, kalau suhu tubuh tinggi, kita urungkan niat untuk masuk masjid karena berpotensi menularkan virus ke jamaah lain.

Solusi untuk pengecekan suhu, jika kamu merasa sehat-sehat saja. Sebaiknya istirahat sejenak sebelum kembali melakukan pengecekan suhu. Mungkin saja, naiknya suhu tubuh terjadi karena paparan sinar matahari atau kelelahan saat berjalan menuju masjid.

Cuci Tangan dan Gunakan Hand Sanitizer


Pastikan menjaga telapak tangan tetap bebas kuman dengan menggunakan hand sanitizer. Walaupun sudah berwudhu, tidak ada salahnya untuk tetap menggunakannya karena air biasa saja tidak cukup untuk membunuh virus yang menempel di tangan.

Sebaiknya juga, sebelum menggunakan hand sanitizer, cucilah tangan dengan benar menggunakan sabun selama minimal 20 detik. Usahakan, seluruh permukaan tangan tercuci dengan baik, mulai dari telapak, punggung, dan jari-jari tangan.

Lakukan aktivitas cuci tangan dengan sabun dan setelahnya diikuti menggunakan hand sanitizer sebelum masuk dan setelah keluar dari masjid. Kalau di masjid tempat tinggal saya sih disediakan lokasi khusus (di luar dari tempat wudhu) untuk cuci tangan dan hand sanitizer ini.

Masuk dan Keluar Jangan Berdesakan


Dalam rangka menjaga jarak aman antar orang minimal 1 meter, diusahakan untuk tidak berdesakan saat masuk atau keluar masjid, khususnya ketika salat Jumat.

Bersabarlah sedikit untuk kebaikan bersama. Jika kamu belum biasa antre, momen inilah waktu yang tepat untuk belajar!

Tetap Jaga Jarak Ketika Salat Berjamaan


Nah, inilah yang mungkin agak kurang sreg di hati, tetapi harus tetap dilakukan demi kesehatan bersama.

Ya, untuk kesempurnaan salat berjamaah memang sangat dianjurkan untuk merapatkan barisan atau shaf. Namun, khusus untuk mencegah penyebaran virus COVID-19, kita terpaksa merenggangkan shaf sejenak untuk kebaikan bersama.

Biasanya pengurus masjid sudah memberikan tanda silang pada lantai yang menandakan lokasi itu boleh digunakan untuk solat atau tidak. Jadi selang seling antara yang silang dengan yang boleh digunakan untuk salat.

Setelah Selesai Beribadah Langsung Pergi dari Masjid


Agar dapat memberi kesempatan, keleluasaan dan ruang bagi jamaah lain yang ingin nyaman beribadah di masjid, dalam rangka menyukseskan physical distancing maka dianjurkan untuk segera pulang atau pergi dari masjid apabila salat, doa, dan dzikir setelahnya sudah ditunaikan.

Janganlah tidur-tiduran di dalam atau selasar masjid. Kita jaga kesehatan bersama.

Tidak Mengadakan Perkumpulan di Masjid


Untuk sementara waktu, sampai pandemi ini berakhir, janganlah dulu berkumpul di masjid. Majelis taklim yang sangat bermanfaat saja sudah dikurangi atau bahkan ditiadakan selama PSBB, apalagi kalau hanya atau sekadar ngobrol biasa.

Yang lebih menyedihkan bagi umat Islam ketika pandemi COVID-19 adalah dibatasinya jamaah yang boleh masuk ke Arab Saudi, khususnya area Kabah, oleh pemerintah setempat. Akibatnya, dikarenakan kasus COVID-19 masih tinggi, jamaah asal Indonesia yang sudah dijadwalkan untuk berhaji tahun 2020 tidak bisa diberangkatkan.

Lansia Tetap Beribadah di Rumah


Di beberapa masjid tertulis anjuran ini. Sedih memang. Tetapi, inilah fakta yang kita hadapi bahwa lansia atau masyarakat berusia tua, khususnya di atas 60 tahun, lebih rentan tertular virus COVID-19.

Namun, saya sendiri juga masih banyak menemukan para warga senior yang tetap antusias dan semangat untuk salat berjamaah di masjid. Kita doakan saja agar semuanya tetap sehat. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa pikiran yang positif akan membawa hasil yang positif juga.

Kemudian, penderita penyakit kronis atau yang sudah menahun (walaupun tidak menular), dan anak-anak juga dianjurkan untuk tetap beribadah di rumah saja.

Jaga keluarga dan anak-anak kita dari terpapar virus COVID-19 karena masa depan masih panjang.

***

Demikianlah pembahasan tentang protokol kesehatan beribadah di masjid dalam rangka new normal untuk menekan penyebaran virus Corona atau COVID-19.

Semoga Allah selalu mencurahkan kasih sayangnya dan segera mengangkat ujian ini sehingga kita dapat kembali beribadah dengan tenang dan hidup normal seperti semula.

"Maka sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan." QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5 dan 6.

Apabila ada pendapat atau masukan terkait dengan protokol kesehatan dalam beribadah atau salat di masjid selama masa new normal, silakan tuliskan saja pada kolom komentar, ya!

Posting Komentar untuk "Protokol Kesehatan New Normal di Masjid untuk Mencegah Penyebaran Virus COVID-19"